"dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang di dalamnya, dan mereka berkata : "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak yang besar, melainkan ia mencatat semuanya ; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada. Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun." (Qs. Al Kahfi : 49).
Apabila kita renungkan lebih dalam, ternyata hidup kita di dunia ini hanya bagaikan kumpulan kertas-kertas. Buktinya adalah kita mempunyai akta kelahiran, kartu keluarga, piagam lulusan, ijazah, buku akad nikah, KTP, Surat kepemilikan rumah, resep dokter yang semuanya berupa kertas. Kehidupan kita layaknya berbagai lembaran kertas yang ditumpuk-tumpuk, seiring waktu berlalu, banyak dari kertas kertas tadi akan robek, kemudian dibuang. Beberapa banyak orang begitu bahagia dengan kertas-kertas yang dipunyainya dan beberapa banyak orang bersedih karena kertas-kertas yang dimilikanya.
Namun, ada 1 lembar yang tidak akan dilihat oleh pemiliknya, yaitu : "Surat Kematian", maka persiapkanlah untuk menghadapi kematian, karena itu adalah kertas terpenting.
"tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan." (Qs. Al Anbiya' : 35).
Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : " orang yang cerdas itu adalah orang yang selalu berintrospeksi, lalu beramal untuk mempersiapkan kehidupan setelah kematian. Sementara orang dungu itu. adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya, kemudian berangan-angan kepada Allah mendapat ampunan dan kenikmatan." (HR. Tirmidzi)
Sebuah ungkapan bijak menyebutkan; 2 hal yang tidak kekal dalam diri seorang mukmin yakni sikap tawadhu' dan suka menolong kesulitan orang lain. Dua hal yang menjadi penolak bala' yakni bersedekah dan bersilaturahim.
Dan ternyata ada 3 fase kehidupan yang tampaknya unik yaitu pertama, masa puber, di masa ini Anda punya waktu dan kekuatan, tetapi kebanyakan Anda tidak punya uang. Kedua, masa bekerja, di masa ini Anda punya harta dan kekuatan, tetapi kebanyakan tidak punya waktu. Ketiga, masa tua, di masa ini banyak diantara Anda punya harta dan waktu, tetapi kekuatan semakin berkurang dan berkurang artinya tidak punya kekuatan.
Inilah kehidupan, ketika kita mendapat karunia, maka seringkali sesudah itu akan hilang karunia lainnya. Kecuali bagi kita yang senantiasa pandai bersyukur kepada Allah SWT.
"Dan ketika Tuhanmu memaklumkan "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari maka pasti azab-Ku sangat berat." (Qs. Ibrahim : 7).
Dalam bahasa agama, syukur ada tiga yaitu bil lisan (ucapan hamdalah), bil qolbi (yakin bahwa nikmat seberapapun dan berupa apapun pastilah datangnya dari Allah SWT) dan bil arkan (dengan amal perbuatan dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan larangan-larangan-Nya). Terkadang kita merasa bahwa kehidupan orang lain selalu lebih baik dari kehidupan kita! Tahukah kita bahwa ternyata orang lain itu justru meyakini bahwa kehidupan kita lebih baik darinya (sawang-sinawang). Mengapa bisa terjadi demikian? Hal itu dikarenakan kita melupakan hal yang sangat penting dalam hidup kita, yaitu berikap qana'ah. Yang dimaksud dengan qana'ah adalah merasa cukup dengan apa yang kita miliki dan mensyukurinya.
Seandainya ada toko yang menjual kebahagiaan, niscaya Anda akan melihat orang-orang berbut mendatanginya. Kemudian membelinya meskipun dengan harga yang sangat mahal. Mereka melupakan bahwa kebahagiaan itu dengan menyempurnakan rasa syukur dan sabar dalam menjalani kehidupan ini. Tentunya diiringi dengan doa dalam setiap langkah-langkah usaha kita. Beibadah kepada-Nya dengan penuh ketundukan, kepatuhan dan mengharap Ridho-Nya.
"dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhoan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (Qs. Al Baqarah : 207).
Itulah contoh berbagai kertas yang menghiasi kehidupan kita. Namun sadarilah bahwa masih ada satu "kertas" lagi yang akan kita terima kelak di akhirat. Yakni kertas cacatan amal shalih kita dan perbuatan dosa dan maksiat kita. Ingatlah bahwa setiap yang kita lakukan sekecil apapun, pasti akan ditulis oleh para malaikat yang mulia. Baik berupa perkataan, perbuatan, pandangan, keputusan, prasangka, semuanya tidak terlewatkan oleh pena para malaikat.
"tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir." (Qs. Qaf : 18)
Perbuatan kita saja dicatat, melainkan juga akan diganjar sesuai dengan kadar, kualitas, dan jenis amal yang kita lakukan. Dengan segala kerendahan hati dan sepenuh harapan semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang sukses mengisi kertas catatan itu dengan pundi-pundi kebajikan dan terjauh dari noda kemaksiatan.
Apabila kita renungkan lebih dalam, ternyata hidup kita di dunia ini hanya bagaikan kumpulan kertas-kertas. Buktinya adalah kita mempunyai akta kelahiran, kartu keluarga, piagam lulusan, ijazah, buku akad nikah, KTP, Surat kepemilikan rumah, resep dokter yang semuanya berupa kertas. Kehidupan kita layaknya berbagai lembaran kertas yang ditumpuk-tumpuk, seiring waktu berlalu, banyak dari kertas kertas tadi akan robek, kemudian dibuang. Beberapa banyak orang begitu bahagia dengan kertas-kertas yang dipunyainya dan beberapa banyak orang bersedih karena kertas-kertas yang dimilikanya.
Namun, ada 1 lembar yang tidak akan dilihat oleh pemiliknya, yaitu : "Surat Kematian", maka persiapkanlah untuk menghadapi kematian, karena itu adalah kertas terpenting.
"tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan." (Qs. Al Anbiya' : 35).
Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : " orang yang cerdas itu adalah orang yang selalu berintrospeksi, lalu beramal untuk mempersiapkan kehidupan setelah kematian. Sementara orang dungu itu. adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya, kemudian berangan-angan kepada Allah mendapat ampunan dan kenikmatan." (HR. Tirmidzi)
Sebuah ungkapan bijak menyebutkan; 2 hal yang tidak kekal dalam diri seorang mukmin yakni sikap tawadhu' dan suka menolong kesulitan orang lain. Dua hal yang menjadi penolak bala' yakni bersedekah dan bersilaturahim.
Dan ternyata ada 3 fase kehidupan yang tampaknya unik yaitu pertama, masa puber, di masa ini Anda punya waktu dan kekuatan, tetapi kebanyakan Anda tidak punya uang. Kedua, masa bekerja, di masa ini Anda punya harta dan kekuatan, tetapi kebanyakan tidak punya waktu. Ketiga, masa tua, di masa ini banyak diantara Anda punya harta dan waktu, tetapi kekuatan semakin berkurang dan berkurang artinya tidak punya kekuatan.
Inilah kehidupan, ketika kita mendapat karunia, maka seringkali sesudah itu akan hilang karunia lainnya. Kecuali bagi kita yang senantiasa pandai bersyukur kepada Allah SWT.
"Dan ketika Tuhanmu memaklumkan "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari maka pasti azab-Ku sangat berat." (Qs. Ibrahim : 7).
Dalam bahasa agama, syukur ada tiga yaitu bil lisan (ucapan hamdalah), bil qolbi (yakin bahwa nikmat seberapapun dan berupa apapun pastilah datangnya dari Allah SWT) dan bil arkan (dengan amal perbuatan dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan larangan-larangan-Nya). Terkadang kita merasa bahwa kehidupan orang lain selalu lebih baik dari kehidupan kita! Tahukah kita bahwa ternyata orang lain itu justru meyakini bahwa kehidupan kita lebih baik darinya (sawang-sinawang). Mengapa bisa terjadi demikian? Hal itu dikarenakan kita melupakan hal yang sangat penting dalam hidup kita, yaitu berikap qana'ah. Yang dimaksud dengan qana'ah adalah merasa cukup dengan apa yang kita miliki dan mensyukurinya.
Seandainya ada toko yang menjual kebahagiaan, niscaya Anda akan melihat orang-orang berbut mendatanginya. Kemudian membelinya meskipun dengan harga yang sangat mahal. Mereka melupakan bahwa kebahagiaan itu dengan menyempurnakan rasa syukur dan sabar dalam menjalani kehidupan ini. Tentunya diiringi dengan doa dalam setiap langkah-langkah usaha kita. Beibadah kepada-Nya dengan penuh ketundukan, kepatuhan dan mengharap Ridho-Nya.
"dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhoan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (Qs. Al Baqarah : 207).
Itulah contoh berbagai kertas yang menghiasi kehidupan kita. Namun sadarilah bahwa masih ada satu "kertas" lagi yang akan kita terima kelak di akhirat. Yakni kertas cacatan amal shalih kita dan perbuatan dosa dan maksiat kita. Ingatlah bahwa setiap yang kita lakukan sekecil apapun, pasti akan ditulis oleh para malaikat yang mulia. Baik berupa perkataan, perbuatan, pandangan, keputusan, prasangka, semuanya tidak terlewatkan oleh pena para malaikat.
"tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir." (Qs. Qaf : 18)
Perbuatan kita saja dicatat, melainkan juga akan diganjar sesuai dengan kadar, kualitas, dan jenis amal yang kita lakukan. Dengan segala kerendahan hati dan sepenuh harapan semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang sukses mengisi kertas catatan itu dengan pundi-pundi kebajikan dan terjauh dari noda kemaksiatan.
Oleh : Drs. H. Widodo
(Wakil Ketua PDM Kota Magelang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar